Kamis, 03 Desember 2009

'Balotelli Memang Tidak Disukai'

Palermo - Masalah Mario Balotelli bisa jadi sudah meluas, tak hanya melibatkan Juventus dan Inter Milan saja. Presiden Palermo Maurizio Zamparini menyebut bahwa Balotelli memang tak disukai.

Dalam beberapa waktu terakhir, fans garis keras Juventus bersikap melecehkan Balotelli. Komisi disiplin sudah bertindak dengan menjatuhkan denda terhadap Juve.

Namun masalah ini ternyata masih belum selesai. Bahkan bisa dibilang meluas. Banyak pihak di luar Inter dan Juventus ikut angkat bicara.

Salah satunya adalah Zamparini. Pendapat keras dilontarkan presiden Palermo ini kepada pemain nasional Italia U-21 itu. "Masalah Balotelli tidak ada hubungannya dengan rasisme. Masalahnya adalah sikap Baloetlli di lapangan. Dia arogan, bermain kotor, dan menghina lawannya," ujar Zamaprini seperti dilansir dari Football-Italia.

"Itu sebabnya ia tak disukai oleh siapa pun di Italia, termasuk saya. Faktanya orang berkulit hitam pun akan mencibir Balotelli karena sikapnya. Yang jelas masyarakat Italia tak rasis," serunya.

Sebelumnya masalah soal ujung tombak Inter Milan itu juga ikut dikomentari oleh manajer Chelsea Carlo Ancelotti dan manajer Arsenal Arsene Wenger. Keduanya mengaku suka dengan permainan Balotelli.

Jelang Final Piala Davis



Penebusan Nadal


Madrid - Paruh terakhir 2009 bukanlah masa yang menyenangkan untuk Rafael Nadal. Petenis nomor dua dunia itu pun bertekad menebusnya dengan membawa Spanyol juara Piala Davis.

Di ATP World Tour Finals yang merupakan turnamen tutup tahun, Nadal tak berdaya dengan kalah tiga kali di fase grup. Akibatnya, pemuda 23 tahun itu gagal lolos ke semifinal.

"Itu tidak mengejutkan. Saat Anda tidak berada dalam kondisi 100 persen di turnamen seperti itu, Anda pasti akan kalah," jelas Nadal seperti yang dikutip Sky Sports.

Penghiburan untuk Nadal akan datang akhir pekan ini. Raja lapangan tanah liat itu akan memperkuat Spanyol menghadapi Republik Ceko di final Piala Davis yang dimulai Jumat (4/12/2009) ini.

Di hari pertama, Nadal akan meladeni Tomas Berdych. Di atas kertas, Nadal unggul segalanya atas sang calon lawan. Sama juga dengan Spanyol yang secara keseluruhan juga lebih diunggulkan.

Optimisme Nadal kian tebal mengingat ia telah memenangi 10 pertandingan terakhirnya di ajang Piala Davis yang digelar di lapangan clay. Nadal berpeluang besar menjadi motor Spanyol dalam mempertahankan titel Piala Davis.

"Sekarang, saya berada dalam kondisi 100 persen. Saya berharap akan bermain dengan lebih baik. Anda tidak bisa bermain sempurna terus, tapi saya pikir besok (hari ini) saya sudah siap," tegas Nadal.

Rabu, 02 Desember 2009

Chelsea Disingkirkan Blackburn

AFP/Paul Ellis
Benny McCarthy (tengah) merayakan golnya lewat tendangan penalti bersama Bret Emerton (kanan). Blackburn akhirnya unggul 4-3 dalam adu penalti dan lolos ke semifinal Piala Carling.
Artikel Terkait:
BLACKBURN, KOMPAS.com — Chelsea kehilangan satu gelar di musim ini. Pada babak perempat final Piala Carling, Rabu atau Kamis (3/12) dini hari, "The Blues" disingkirkan Blackburn Rovers melalui adu penalti, setelah bermain imbang 3-3.

Tampil di kandang sendiri, Blackburn langsung mengambil inisiatif menyerang sejak kick off. Nyaris tak memberikan kesempatan musuh melawan, mereka mampu unggul lebih dulu melalui Nikola Kalinic di menit kesembilan. Memanfaatkan umpan Pascal Chimboda, Kalinic mengirim bola masuk ke tengah gawang "The Blues".

Tertinggal satu gol, Chelsea menggandakan kekuatan serangnya. Mengandalkan kekuatan lini tengah, mereka mampu menghentikan agresivitas Blackburn. Selain itu, memasuki menit ke-20, mereka juga mulai mampu mendesak dan memberi ancaman ke gawang tuan rumah.

Salah satu peluang terbaik Chelsea datang dari Obi Mikel di menit ke-38. Namun, upaya itu masih mampu digagalkan oleh Paul Robinson.

Kegagalan itu membuat Michael Ballack dkk semakin penasaran dan melanjutkan serangan. Sayang, meski mampu menekan, mereka gagal menyamakan kedudukan hingga peluit turun minum berbunyi.

Memasuki babak kedua, Pelatih Carlo Ancelotti memasukkan Didier Drogba dan Gael Kakuta menggantikan Deco dan Joe Cole. Taktik ini membuat serangan Chelsea semakin bertenaga dan tajam. Hal itu dibuktikan dengan terciptanya gol penyama kedudukan dari kaki Drogba di menit ke-48. Memanfaatkan umpan Florent Malouda, Drogba mengirim bola masuk sudut kanan bawah gawang Blackburn.

Empat menit berselang, Chelsea bahkan berbalik unggul 2-1 menyusul gol Salomon Kalou. Memanfaatkan umpan Ballack, Kalou meloloskan bola ke sudut kiri bawah gawang Paul Robinson.

Keadaan tertinggal memaksa Blackburn menggandakan kekuatan serangnya dengan mengaktifkan para bek untuk membantu serangan. Perjudian Blackburn berbuah manis setelah di menit ke-64, Brett Emerton mencetak gol yang membuat kedudukan kembali imbang 2-2. Dari luar kotak penalti, ia melepaskan tembakan yang bersarang di tengah jala Chelsea.

Gol itu memanaskan suasana. Seiring waktu yang semakin tipis, kedua kubu sama-sama ngotot mencari peluang. Namun, skor 2-2 bertahan hingga berakhirnya masa 90 menit babak normal. Kedua kubu pun harus melanjutkan perjuangan mereka di babak perpanjangan waktu.

Tiga menit babak tambahan berjalan, Blackburn mendapat hadiah penalti menyusul pelanggaran Michael Ballack kepada David Hoilett. Benedict McCarthy, yang dipercaya mengeksekusi hadiah, berhasil menunaikan tugas dengan baik dan membawa timnya unggul 3-2.

Gol itu kembali menggairahkan pemain Blackburn yang sebetulnya kelelahan. Dengan tenaga yang tersisa, mereka mencoba mengatasi gempuran Chelsea yang mampu mempertahankan tensi serangannya. Mereka berhasil mempertahankan keunggulan itu hingga akhir babak tambahan pertama.

Di babak tambahan kedua, permainan berjalan semakin lambat. Blackburn yang sudah fokus bertahan sekuat tenaga berusaha mematahkan serangan Chelsea. Namun, di menit ke-120, mereka kecolongan oleh gol Paulo Ferreira yang membuat kedudukan imbang 3-3.

Karena keadaan tak berubah hingga akhir babak tambahan, duel pun akhirnya dilanjutkan dengan adu penalti.

McCarthy 1-0
Ballack 1-0 (membentur tiang)
Emerton 2-0
Drogba 2-1
Grella 3-1
Malouda 3-2
Kalinic 3-2 (tertangkap)
Zhirkov 3-3
Hoilett 4-3
Kakuta 4-3 (tertangkap)

Susunan pemain:
Blackburn: Robinson; Salgado, Chimbonda, Nelsen, Samba; Pedersen (Grella 62), Emerton, Nzonzi (Van Heerden 91); Roberts (Hoilett 70); McCarthy, Kalinic
Chelsea: Hilario; Belletti (Bruma 46), Ferreira, Ivanovic; Joe Cole (Kakuta 46), Malouda, Ballack, Deco (Drogba 46), Obi Mikel; Kalou

Sayang, Yonathan/Rian Buang Enam Set Point




Rabu, 2 Desember 2009 | 19:27 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Ganda putra Indonesia Yonathan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan, menelan kekalahan menyesakkan di partai perdana Grup A Super Series Masters Finals di Johor Bahru, Rabu (2/12). Satu-satunya pasangan Pelatnas Cipayung yang tampil di turnamen berhadiah 500.000 dollar AS ini menyerah dua set langsung, 24-26, 20-22 dari pasangan China, Xu Chen/Guo Zhendong.

Ini membuat Yonathan/Rian harus bekerja ekstra keras di dua pertandingan selanjutnya ketika melawan pasangan-pasangan Malaysia. Jika ingin lolos ke semifinal, mereka wajib menaklukkan Tan Boon Heong/Koo Kian Keat, yang juga kalah dari kompatriotnya, Mohd Tazari Mohd Fairuzizuan/Abdul Latif Mohd Zakry, pada laga perdananya tadi pagi.

Yonathan/Rian membuang kesempatan untuk meraih kemenangan pada pertandingan ini, karena keuntungan besar di set pertama dibuang percuma. Pasalnya, Yonathan/Rian total mendapat enam set point, tetapi semuanya tak bisa diselesaikan untuk meraih kemenangan.

Mereka sudah sempat unggul jauh sejak memimpin 14-8 sampai 20-16. Sayang, meskipun hanya membutuhkan satu poin lagi untuk menyelesaikan set pertama, Yonathan/Rian justru tertahan dan dipaksa deuce. Dalam kondisi kritis ini, Yonathan/Rian sempat meraih dua set point, ketika memimpin 22-21 dan 24-23. Tetapi, mereka lagi-lagi gagal sampai akhirnya Chen/Zhendong yang memenangkannya dengan 26-24.

Di awal set kedua, Yonathan/Rian sering tertinggal. Namun setelah mampu menyamakannya menjadi 15-15, ganda Pelatnas ini terus melejit sampai memimpin 19-16. Mirip set pertama, perolehan poin Yonathan/Rian kembali tertahan sehingga pasangan China bisa mengejar, dan menang 22-20.

Dengan hasil tersebut, maka dua ganda Indonesia gagal di hari pertama turnamen ini. Pada laga tadi pagi, pasangan non-Pelatnas yang tergabung di Grup B, Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan, juga tak berkutik menghadapi pasangan Denmark, Carsten Mogensen/Mathias Boe.

Terburu Nafsu, Taufik Kalah

KORAN RAKYAT,JAKARTA
Gara-gara terburu-buru, Taufik Hidayat akhirnya dikalahkan pemain China, Bao Chunlai, di babak awal Grup A Super Series Masters Finals di Johor Bahru, Rabu (2/12).

Di game pertama, kedua pemain bertarung ketat sebelum Taufik menyerah 18-21. Setelah kehilangan game pertama, Taufik langsung memimpin 7-0 pada awal game kedua. Ia tidak terkejar oleh lawan yang mengalahkannya di final Jepang Super Series itu hingga kedudukan 20-17.

Namun, empat poin beruntun yang dihasilkan Bao membalikkan keadaan sehingga pemain China itu unggul tipis 21-20. Setelah itu kedua pemain bergantian meraih poin hingga kedudukan 24-24, sebelum Bao memenangi dua poin beruntun untuk menyudahi pertandingan dalam 45 menit.

"Iya sayang banget, terkejar setelah unggul 20-17. Terlalu terburu-buru tadi. Tapi saya sudah berusaha tetap saja kalah juga," kata peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu seusai pertandingan.

Selanjutnya Taufik akan menghadapi pemain nomor satu dunia, Lee Chong Wei, yang juga juara bertahan dalam turnamen tutup tahun berhadiah total 500.000 dollar AS itu pada pertandingan Grup A selanjutnya.

Taufik mengaku bahwa grupnya yang terdiri atas Lee Chong Wei, Bao Chunlai, dan Hsieh Yu Shin dari Taiwan lebih berat dibanding Grup B yang terdiri atas Peter Gade (Denmark), Park Sung Hwan (Korea), Jan O Jorgensen (Denmark), dan Boonsak Ponsana (Thailand).

Menghadapi peraih medali perak Olimpiade Beijing, Lee Chong Wei, Taufik harus menang untuk mempertahankan peluangnya ke semifinal tetap hidup. "Ya harus menang kalau kalah ya... kecebur," katanya berseloroh.

Dua pemain/pasangan terbaik dalam setiap grup akan maju ke semifinal. Di Grup B, finalis tahun lalu, Peter Gade, meraih kemenangan pertama setelah mengalahkan rekan senegaranya, Jan O Jorgensen, 21-12 21-15.

Pengcab Dibohongi

Terkait Pemain Ilegal Suryanaga

SURABAYA - Masalah status tiga pemain Suryanaga terus menggelinding bak bola liar. Hidayah Sulton Salim, Singgih Norcahyono, dan Rizal yang membela Suryanaga di Kompetisi Kelas Utama Persebaya memantik protes sejumlah pihak. Karena itu, Pengcab PSSI Surabaya harus segera mengambil sikap.

Pihak Suryanaga bersikukuh mendapatkan tiga pemain itu dari klub Dogher FC, Jember, secara legal. Tapi, hal tersebut dipertanyakan kubu Assyabaab yang mendapatkan bukti status tiga pemain itu tidak sah.

Bagaimana reaksi Pengcab PSSI Surabaya? Sejauh ini, organisasi yang menaungi kompetisi Persebaya itu cenderung bertindak lamban. Belum ada langkah konkret yang dilakukan.

Ketua Umum Pengcab PSSI Surabaya Saleh Ismail Mukadar menyatakan sudah meminta komisi disiplin (komdis) yang diketuai Johny Kunto Hari membuka lagi kasus itu. Hanya, langkah tersebut belum maksimal karena anggota komdis belum utuh. "Zakaria Anshori masih berhaji. Nanti kembali 15 Desember," ujar Saleh di Kantor Pengcab PSSI Surabaya kemarin (2/12).

Alasan Saleh terbilang aneh. Sebab, ketika masalah serupa menimpa klub Polda Jatim, komdis langsung menjatuhkan vonis. Polda diganjar sanksi pengurangan 6 poin karena menggunakan seorang pemain ilegal.

Di sisi lain, Ketua Harian Persebaya Cholid Ghoromah menjelaskan bahwa yang meminta alih status kepada Pengcab PSSI adalah Suryanaga. Hal itu berawal dari keputusan pelatih Surabaya Muda Ahmad Rosyidin memilih Singgih sebagai salah seorang pemain untuk tim tersebut. Cholid pun menyuruh Ahmad berbicara dengan pihak Suryanaga. Nah, kubu Suryanaga kemudian meminta bantuan pengcab untuk mengurus ke Jember.

''Mereka tidak berani meminta langsung. Kata Rudy (Rudy Hartono, pengurus Suryanaga, Red), kalau mereka minta langsung, pasti tidak dikasih sama PSSI Jember,'' ungkap Cholid. ''Seharusnya, Suryanaga memberikan surat permohonan kepada kami dulu. Tapi, waktu ditagih, mereka hanya janji-janji. Pengcab dibohongi Suryanaga,'' tegasnya.

Ketika kasus ini belum rampung, Suryanaga berhasil mengunci gelar juara Kompetisi Kelas Utama kemarin. Itu terjadi setelah mereka bermain imbang 0-0 dengan Sasana Bhakti (Sakti). Tak pelak, situasi tersebut memancing protes klub lain.

''Berkaca pada legalitas yang diberikan oleh Pengcab PSSI Jember pada 3 November, secara otomatis, pemain tersebut tidak sah sebelum tanggal itu,'' ujar Didik Yulianto, manajer Reedo.

Sementara itu, kubu Untag Rosita berharap agar masalah ini segera diselesaikan. Yang pasti, siapa pun pihak yang salah harus dihukum. ''Kalau mereka salah, pasti diberikan sanksi. Tapi, kalau tidak, ya jangan diributkan. Saya berharap agar masalah ini diputus secara adil,'' papar Ketua Harian Untag Rosita Sururudin.

Rugi Besar Imbang di Kandang

0 Persija v Persik 0

JAKARTA - Persija Jakarta masih berkutat di papan bawah. Bermain di kandang sendiri, Macan Kemayoran -julukan Persija- hanya mampu bermain imbang tanpa gol saat menjamu Persik Kediri di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tadi malam.

Tambahan satu angka itu membuat Persija masih tertahan di posisi 14 dengan poin tujuh dari dua kali menang dan sekali seri serta tiga kali kalah. Untuk tim bertabur bintang, hasil yang diraih Bambang Pamungkas dkk tersebut sangat mengecewakan. Apalagi, dalam laga terakhir pada 29 November lalu, Bambang Pamungkas sukses mengalahkan tim kuat Persebaya Surabaya.

''Sebenarnya, Persija sudah bermain bagus. Sayang, banyak peluang yang gagal membuahkan gol," kata Bambang Pamungkas, kapten Persija, setelah pertandingan.

Tapi, dia mengatakan, absennya bek sayap senior Ismed Sofyan banyak berpengaruh. Hanya, menurut Bambang, Persija tidak mau bergantung pada satu pemain saja. ''Seharusnya, kami bisa menang,'' tegas Bambang.

Sementara itu, pelatih Persija Maman Suryaman mengatakan, timnya kurang beruntung. Padahal, anak asuhnya mengurung lawan sepanjang pertandingan.

''Ini merupakan kerugian besar sebagai tuan rumah. Kalau dihitung, tendangan Persija ke gawang sampai delapan kali. Itu jauh lebih baik daripada Persik," lanjut dia.

Kubu Persik menyatakan bersyukur bisa menahan imbang Persija di Jakarta. Dia pun mengakui sukses dengan strategi mematikan pemain depan Persija, Aliyudin dan Musafri. ''Dari segi permainan, penampilan tadi belum sesuai harapan," ucap Gusnul, pelatih Persik.

Pertandingan tadi malam diluberi Jakmania, suporter Persija. Mereka memadati Stadion Lebak Bulus. (hn)